Camping Ceria di Bulu Kanase: Ketika Pemuda Sibulue Merangkul Alam dan Persaudaraan


BONE –
Di tengah bentangan hutan hijau dan sejuknya angin pegunungan, sekelompok anak muda berkumpul di kawasan Bulu Kanase, Desa Cinnong, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Mereka bukan sekadar berkemah. Mereka sedang merayakan kedekatan dengan alam, dalam sebuah kegiatan bertajuk Camping Ceria, yang digelar pada Sabtu–Minggu, 2–3 Agustus 2025.

Tanpa biaya pendaftaran dan terbuka untuk umum, kegiatan ini berhasil menarik perhatian banyak kalangan. Mulai dari masyarakat lokal, pemuda, aktivis lingkungan, advokat, hingga jurnalis dan seorang guru turut ambil bagian. Mereka membaur, menyatu dalam tawa, diskusi, dan refleksi di bawah langit terbuka dan gemintang malam Sibulue.

“Camping Ceria ini menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan, membangun karakter mandiri, dan tentunya lebih dekat dengan alam,” ungkap Muhammad Aras, panitia kegiatan yang juga dikenal sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sibulue.

Menurut Aras, kegiatan ini lebih dari sekadar rekreasi. Ini adalah bentuk pendidikan karakter dan pencetakan kader pecinta alam dari generasi muda. Ia menyebut bahwa Bulu Kanase selama ini telah menjadi lokasi favorit sejumlah komunitas kecil yang secara mandiri melakukan kegiatan berkemah.

“Sebetulnya di tempat ini memang selalu ada kelompok atau komunitas kecil yang sering bercamping. Maka dengan digagasnya Camping Ceria, komunitas-komunitas tersebut bisa bersatu dalam semangat yang sama,” ujarnya.

Bulu Kanase memang bukan tempat biasa. Lokasi ini menyuguhkan lanskap menawan, perpaduan antara pegunungan dan hutan tropis yang masih alami. Dari titik tertentu, pengunjung bahkan bisa menikmati panorama Pelabuhan Bajoe, Kota Watampone, dan area pesisir lainnya dari ketinggian.

Namun di balik keindahan itu, tersimpan harapan besar dari para penggagas kegiatan. Mereka ingin agar pemerintah daerah membuka mata terhadap potensi luar biasa yang dimiliki kawasan ini.

“Semoga ke depan pemerintah dapat melihat potensi besar kawasan ini untuk dijadikan objek wisata unggulan. Selain memperkuat identitas lokal, ini juga bisa berdampak positif bagi ekonomi warga sekitar,” harap Aras.

Camping Ceria pun menjadi simbol. Sebuah penanda bahwa semangat cinta lingkungan, kolaborasi antarwarga, dan kecintaan terhadap tanah kelahiran tidak harus datang dari proyek besar atau program pemerintah. Ia bisa tumbuh dari akar rumput, dari langkah kecil namun konsisten, yang dilakukan oleh anak-anak muda yang peduli dan mencintai lingkungannya.

Di akhir acara, suara “Salam Lestari!” menggema di antara pepohonan. Sebuah seruan yang tak hanya menyatukan para peserta, tapi juga mengikat harapan akan masa depan alam Bone yang lebih lestari dan berdaya guna.